Diposkan pada Pendidikan

Celengan Bintang Kebaikan: Nuansa Hidup Nuansa Bintang

Beberapa waktu yang lalu guru kelas Nuansa Bintang memberi info bahwa setiap anak harus membawa botol minum kemasan ukuran 600 ml. Dalam pemberitahuan tersebut dijelaskan bahwa botol minum tersebut akan digunakan untuk membuat Celengan Bintang Kebaikan.

Konsep sederhana di balik program Celengan Bintang Kebaikan adalah setiap satu kebaikan yang dilakukan anak akan mendapatkan satu bintang yang dimasukkan ke dalam celengan. Beberapa kebaikan yang bisa dilakukan di rumah misalnya mandi sendiri, makan sendiri, bangun tidur tepat waktu, mengerjakan pendalaman materi, dan seterusnya. Beberapa kebaikan di sekolah misalnya tidak datang terlambat, menjalankan tugas piket, taat aturan, dan seterusnya. Kebaikan yang dilakukan di sekolah dan di rumah seperti shalat wajib 5 waktu dan tikror hafalan.

Siapapun yang berkecimpung di dunia pendidikan tentu pernah melakukan konsep seperti ini. Menggunakan motivasi eksternal berupa hadiah atau apresiasi untuk meningkatkan kemauan anak dalam melakukan sesuatu. Memang, idealnya motivasi anak dalam melakukan sesuatu harus berasal dari dalam dirinya sendiri, bukan atas iming-iming dari orang lain. Kita sebut motivasi ini sebagai motivasi internal.

Lantas, apakah salah menggunakan motivasi eksternal untuk mendorong anak melakukan sesuatu?

Kerangka Waktu

Saya sendiri tidak bisa memutuskan apakah motivasi eksternal salah atau benar. Juga tidak bisa mengklaim secara sepihak bahwa motivasi internal adalah cara terbaik untuk membuat anak melakukan sesuatu. Saya lebih memilih untuk memandang kedua jenis motivasi tersebut dalam kerangka waktu.

Dalam kerangka waktu jangka pendek, kita bisa menggunakan motivasi eksternal untuk membantu anak membangun kebiasaan baik. Hadiah untuk nilai 100, gadget baru untuk juara 1 di kompetisi, tambahan uang jajan untuk membersihkan rumah, dan lain-lain. Itu semua bisa dilakukan jika kita hanya memiliki waktu yang singkat sedangkan tuntutan tidak bisa dihindari.

Saat proses memotivasi anak dengan motivasi eksternal itulah kita sebagai orang tua yang mendampingi perkembangan anak perlu memperpanjang “napas” motivasi tersebut dengan motivasi internal. Sehingga ketika reward tersebut dihentikan anak tetap melanjutkan hal-hal baik yang sudah tertanam dalam kesehariannya.

Dengan kata lain, bagi saya: motivasi eksternal penting dilakukan di awal untuk memulai sebuah kebiasaan baru, lalu disisipi dengan diskusi-diskusi intens yang membangun tumbuhnya motivasi internal.

Oleh karena itu, di saat sekolah mengadakan program Celengan Bintang Kebaikan, yang kami lakukan di rumah di antaranya berdiskusi, bertanya, memberikan arahan, atau sesederhana berkata, “besok lagi, ya” untuk mengafirmasi perbuatan baiknya saat itu.

Penulis:

Mendidik adalah Mewariskan

Tinggalkan komentar