Diposkan pada Pendidikan

Membangun Komitmen Belajar Murid

Tujuan belajar merupakan salah satu faktor penting dalam pendidikan karena ke sanalah semua proses pembelajaran diarahkan. Dalam praktik pembelajaran yang saya kenal dan praktikan selama ini, tujuan pembelajaran disusun oleh berdasarkan dokumen kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementrian Pendidikan. Dalam konteks Kurikulum Merdeka yang sedang diterpkan saat ini, tujuan belajar (atau pembelajaran) diturunkan dari dokumen Capaian Pembelajaran.

Saya beruntung karena menemukan buku Merdeka Belajar di Ruang Kelas yang ditulis oleh Najelaa Shihab dan para guru di Komunitas Guru Belajar Nusantara. Buku yang diterbitkan pertama kali di tahun 2017 ini menyajikan berbagai praktik baik para guru dari komunitas tersebut dalam menerapkan merdeka belajar. Merujuk tahun terbitnya, saya jadi tahu bahwa gagasan merdeka belajar sudah diusung para guru di komunitas tersebut jauh sebelum Kurikulum Merdeka ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan.

Salah satu keberuntungan saya karena bertemu dengan buku ini adalah pemahaman baru tentang tujuan belajar murid. Di dalam buku ini saya menemukan gagasan tentang menumbuhkan komitmen belajar melalui kesepahaman tujuan belajar antara guru dan murid, serta praktik tentang bagaimana guru dapat membantu murid menentukan tujuan belajar sehingga murid bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri.

Memahami Tujuan Belajar

Najelaa Shihab sebagai salah satu penggagas Komunitas Guru Belajar Nusantara menulis beberapa tulisan singkat yang menjadi pengantar bagi kumpulan praktik baik di buku ini. Tulisan-tulisannya memberikan konteks pada banyak praktik baik yang dilakukan oleh para guru di Komunitas Guru Belajar Nusantara sebagai wujud dari merdeka belajar. Salah satu tulisannya berjudul Dimensi Praktik Merdeka Belajar.

Pendiri Sekolah Cikal tersebut menekankan pentingnya “mendefinisikan tujuan dengan jelas” karena tujuan merupakan bagian paling penting dari sebuah cita-cita. Dalam konteks pendidikan, khususnya pembelajaran di dalam kelas, tujuan yang dimaksud adalah tujuan belajar. Dalam konsep merdeka melajar, komitmen pada tujuan merupakan komponen pertama dari 3 komponen yang ada.

Kejelasan tujuan belajar menjadi semakin penting dalam konteks perkembangan murid karena dapat menghindarkan dari perbandingan yang tidak sehat. Seorang murid yang memiliki tujuan belajar yang jelas akan melihat tujuan belajarnya sendiri sebagai patokan kesuksesan belajar alih-alih membandingkan diri dengan pencapaian murid lain. Agar dapat melihat tujuan belajar dengan jelas, murid harus merumuskan tujuan belajar mereka sendiri. DIbimbing dan difasilitasi oleh guru, tujuan belajar yang disusun dengan jelas secara mandiri oleh murid diharapkan dapat menumbuhkan komitmen murid dalam menjalani proses belajarnya.

Komitmen dalam praktik merdeka belajar menurut Najelaa Shihab dapat ditumbuhkan melalui 3 hal esensial. Pertama, kemampuan memahami tujuan belajar. Murid harus paham tujuan belajarnya dengan jelas. Kedua, kemampuan memusatkan perhatian. Fokus menjadi penting karena dalam keseharian pikiran kita mudah sekali teralihkan. Fokus ini bisa dibangun dengan menetapkan tujuan harian (jangka pendek) dan tujuan jangka panjang. Ketiga, kemampuan menetapkan prioritas. Karena sudah memahami tujuan belajar yang ditunjang dengan tujuan jangka pendek dan jangka panjang, murid akan lebih mudah menetapkan prioritas. Dengan cara seperti inilah komitmen belajar murid akan lebih terbangun.

Praktik Baik Jadwal Belajar Mandiri

Sebuah tulisan hasil praktik baik dari Ameliasari Tauresia Kesuma, seorang guru ekonomi akuntansi di MAN Salatiga, menarik perhatian saya. Tulisan berjudul Merdeka Mengembangkan Motivasi Belajar itu berisi tentang praktik yang dilakukan di kelas 12. Melalui keinginannya meningkatkan motivasi belajar anak-anak, Ameliasari Tauresia Kesuma memutuskan untuk meminta muridnya “membuat jadwal apa yang ingin mereka lakukan saat pelajaran saya selama tiga minggu sebelum ujian akhir sekolah”.

Sebagai guru, Ameliasari Tauresia Kesuma memberikan berbagai pilihan belajar kepada murid-muridnya. Misalnya, belajar bersama guru sesuai dengan silabus yang sudah tersedia. Bagi yang memilih ini, guru menyediakan berbagai lembar kerja dan materi yang sesuai dengan silabus. Murid juga diberi kebebasan lain, misalnya belajar melalui artikel, belajar melalui musik, belajar melalui film, belajar pelajaran lain, bahkan melamun sekalipun tetap diperbolehkan. Tentu dengan catatan tambahan: bagi murid yang tidak belajar dengan guru, mereka wajib menuliskan kisah saat mereka melakukan kegiatan tersebut.

Seiring berjalannya waktu, murid yang awalnya belajar mandiri dan yang tidak mempunyai jadwal belajar alias melamun, justru mulai memiliki kebutuhan akan belajar. Entah bagaimana caranya, motivasi internal mereka tumbuh melihat teman-teman sekelas mereka yang lain belajar bersama guru. Setelah motivasi internal itu muncul, barulah sang guru memandu muridnya menyusun tujuan belajar mereka sendiri.

Gagasan praktik baik inilah yang akan saya coba terapkan di semester genap tahun ajaran 2023-2024. Sebagai guru IPA yang mengajar di kelas 7 dan 8, saya mempertimbangkan pengalaman belajar anak-anak di sekolah tempat saya mengajar. Anak-anak kelas 8 lebih familiar dengan berbagai strategi belajar dari para guru dibanding kelas 7 yang baru melalui satu semester di sini. Sehingga, saya putuskan untuk mencoba praktik ini di kelas 8.

Rencana Realisasi: Program Jajar-Wajar-Kejar

Inspirasi yang melahirkan gagasan ini rencananya akan saya terapkan di kelas 8 semester genap tahun ajaran 2023-2024. Agar program bisa berjalan dengan baik, struktur program ini harus saya tetapkan sejak awal. Dimulai dari pemberian nama.

Program kegiatan ini akan saya beri nama Jajar-Wajar-Kejar. Singkatan dari Tujuan Belajar-Jadwal Belajar-Komitmen Belajar. Tujuan belajar murid tentu berangkat dari tujuan pembelajaran yang telah saya susun berdasarkan Capaian Pembelajaran. Semua murid di kelas 8 memiliki tujuan belajar yang sama. Perbedaannya ada di penjadwalan dan komitmen belajar.

Agar bisa memastikan program ini terlaksana dengan baik, hal berikutnya yang saya lakukan adalah menyusun instrumen pengambilan data. Karena ingin mengetahui pertumbuhan komitmen murid terhadap tujuan belajar, maka saya perlu mengukur seberapa tinggi komitmen belajar murid di awal program dan di akhir program.

Langkah berikutnya adalah menyiapkan dokumen-dokumen pendukung program pembelajaran. Misalnya, format jadwal masing-masing murid, format RPP, format penilaian pembelajaran, dan dokumen pendukung lainnya. Dokumentasi dalam bentuk foto dan video juga diperlukan. Sehingga jika suatu waktu ada kegiatan berbagi praktik baik atau seminar penelitian pendidikan, saya punya modal untuk menulis sebuah artikel disertai bukti konkrit.

Penulis:

Mendidik adalah Mewariskan

Tinggalkan komentar