Diposkan pada Pendidikan

Ada Guru Bertanya pada Muridnya [#13]: Kalah Ganteng dari Artis KPop

Di saat beberapa murid perempuan asik membahas selebritis KPop, seorang murid laki-laki di sebelah saya menggerutu. Dia merasa bosan karena saat SD dulu teman-teman perempuannya banyak yang mengidolakan artis KPop. Bahkan sekarang setelah lulus dari SD, di sekolah berbasis pesantren yang muridnya datang dari berbagai daerah pun, dia masih bertemu dengan teman-teman perempuan yang mengidolakan KPop.

Saya mewajarkan fenomena itu. Remaja mana yang tidak meleleh hatinya melihat paras ganteng dan cantik berseliweran di layar kaca. Belum lagi talenta yang mereka punya. Skill bermusik? Jangan tanya. Dance? Mereka jagonya. Akting? Tak terhitung jumlahnya drama korea yang memukau penonton.

Setelah menyajikan semua fakta itu, saya lantas bertanya padanya. “Menurut kamu bagaimana? Kita kalah ganteng dari artis KPop.”

“Menurut saya, perempuan kalau masih kecil memang cari yang ganteng. Tapi kalau sudah dewasa nanti carinya yang bisa mengurus rumah tangga.”

Saya lumayan terkejut mendengar jawaban itu. Karena dia membuat sebuah prediksi, yang dalam tingkatan berpikir Taksonomi Bloom, itu termasuk ke dalam kemampuan mengevaluasi. Tingkat kelima, dari enam tingkat, yang lebih terkenal dengan sebutan HOTS (high order thinking skill).

“Dari mana kamu bisa punya pemikiran seperti itu?” tanya saya dengan penuh rasa penasaran.

“Ya dari pemikiran saya sendiri. Dari melihat orang-orang di sekitar saya.”

Ah, saya berdecak kagum. Anak ini sepertinya belajar dari John Watson yang ditegur Sherlock Holmes: you see but not observe.

Penulis:

Mendidik adalah Mewariskan

Tinggalkan komentar