Diposkan pada Pendidikan

12 Gagasan Teratas Pendidikan Tahun 2023 (Bagian 2)

Setelah menuliskan 12 Gagasan Teratas Pendidikan Tahun 2023 bagian 1 versi saya, tulisan ini merupakan lanjutannya. Enam gagasan yang saya sampaikan sebelumnya dan enam gagasan yang saya sampaikan sekarang tidak ditulis dalam format urutan peringkat. Sehingga 6 gagasan yang dituliskan belakangan ini tidak berarti posisinya lebih rendah dibanding 6 gagasan sebelumnya. Berikut 12 gagasan teratas dunia pendidikan versi saya bagian kedua.

Melewati Masa-masa Sulit

Simon Sinek dalam salah satu potongan videonya membicarakan tentang bagaimana seseorang bersikap ketika mendapatkan masalah. Biasanya saat menghadapi suatu permasalahan yang sulit, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan, ada tipe orang cenderung menutup diri dari lingkungan sekitar dan merasa malu untuk meminta tolong. Bahkan ketika ada yang menawarkan bantuan, alih-alih merasa terbantu, justru merasa semakin malu karena tidak bisa menyelesaikan masalah sendiri.

Untuk merespon tipe orang seperti ini Simon Sinek punya tawaran gagasan. Ketimbang menawarkan bantuan, dia mengusulkan kepada kita untuk bilang: aku tidak bisa membantu kamu, tapi aku akan duduk di sini bersamamu sampai kamu merasa baik-baik saja.

Sasaran gagasan: guru, murid.

Elemen Pembelajaran Hebat

Sebagai salah satu organisasi penyedia jasa pendidikan, Toddle memiliki sebuah acara di kanal youtube yang diberi nama School Leaders Project. Pada acara tersebut pembawa acara dari Toddle akan mengajak para pakar pendidikan dari berbagai belahan dunia untuk berbincang. Salah satu episode yang saya tonton dan lumayan berkesan berjudul How to Use The Flipped Model in Your School bersama John Bergman.

Di tengah obrolan, Bergman menyampaikan bahwa elemen dari pembelajaran yang hebat ada 2, yaitu cara mengajar yang berkualitas dan relasi yang dibangun antara guru dan murid.

Sasaran gagasan: guru.

Kemampuan Bertanya dan Mendengar

Dalam salah satu episode School Leaders Project dari kanal youtube Toddle yang berjudul Beyond Traditional Leadership: The Art of Instructional Teaching, Jim Knight sebagai pakar coaching di bidang pendidikan berkata: 2 hal yang membuat proses coaching berjalan adalah cara kita mengajukan pertanyaan dan cara kita mendengarkan. Guru pada dasarnya adalah coach bagi murid. Agar dapat memainkan peran itu dengan tepat, maka guru perlu menguasai dua skill tersebut. Dua skil tersebut saling mendukung satu sama lain.

Pertama, skil mengajukan pertanyaan yang tepat. Dengan mengajukan pertanyaan yang tepat, guru dapat mengarahkan pikiran, perasaan dan perbuatan murid ke arah yang tepat. Kedua, skil mendengar aktif. Dengan mendengar secara aktif, guru dapat menemukan inti gagasan, pemikiran, kebutuhan, bahkan solusi dari apa yang disampaikan murid.

Sasaran gagasan: guru, manajemen sekolah.

Negosiasi

Dalam sebuah video di kanal youtube Big Think, Chris Voss, seorang mantan negosiator FBI, menawarkan sebuah metafora menarik tentang negosiasi. Menurutnya, negosiasi bukanlah tentang logisnya argumen; negosiasi adalah tentang pengambilan keputusan berdasarkan emosi: passion, nilai yang dianut, rasa peduli, dan lain-lain. Dengan demikian, pengambilan keputusan bukanlah proses logis melainkan proses emosional.

Sasaran gagasan: guru.

Mengurangi Kegaduhan Berpikir

Daniel Kahneman adalah seorang profesor di bidang psikologi tetapi mendapatkan hadiah Nobel dalam bidang ekonomi atas temuannya tentang loss aversion. Dalam salah satu bukunya berjudul Noise: Cacat dalam Pertimbangan Manusia, dia bersama Olivier Sibony dan Cass R Sunstein mengajukan gagasan “hygiene keputusan” untuk mengurangi kegaduhan dalam berpikir.

Banyak protokol “hygiene keputusan” yang disarankan, bergantung pada konteks dan bidang. Salah satu yang relevan adalah pengurangan kegaduhan pada keputusan yang diambil oleh orang banyak. Untuk konteks ini, mereka menawarkan protokol “agregasi banyak pertimbangan independen”.

Sesuai dengan namanya yang panjang dan sulit, ide ini terdiri dari alur yang rumit: informasi dibagikan secara terpisah kepada orang-orang yang akan terlibat dalam pengambilan keputusan, setiap orang diminta untuk mengambil keputusan sendiri tanpa berkomunikasi dengan orang lain yang akan terlibat dalam pengambilan keputusan, lalu semua orang yang akan terlibat dalam pengambilan keputusan berkumpul untuk menyampaikan keputusan pribadi mereka, kemudian seorang fasilitator memandu mereka untuk mencari keputusan dengan rata-rata terbaik.

Sasaran gagasan: manajemen sekolah.

Produktivitas

Di tahun sebelumnya gagasan tentang mempersingkat tenggat waktu pengumpulan tugas untuk meningkatkan produktivitas sudah muncul. Namun baru di tahun 2023 saya mengetahui ada kaidah manajemen yang melandasi hal tersebut. Kaidah ini disebut “Kaidah Parkinson” (Parkinson’s Law).

Kaidah ini menyebutkan: pekerjaan berkembang sedemikian rupa sehingga waktu yang tersedia untuk menyelesaikannya terpenuhi. Dalam bahasa orang awam: santai saja, masih ada waktu, kok! Atas dasar kaidah inilah, gagasan yang muncul untuk meningkatkan produktivitas pekerja bukanlah dengan memberi waktu tambahan, melainkan dengan mempersingkatnya.

Sasaran gagasan: guru, manajemen sekolah.

Penulis:

Mendidik adalah Mewariskan

Tinggalkan komentar